Babi Kuah Pasar Gede




Pasar Gede dilihat dari pedagang Babi Kuah
Babi kuah mungkin terdengar asing di telingamu. Wajar aja, menu makanan satu ini memang tidak mudah didapat di Yogyakarta. Aku sendiri sejauh ini hanya menemukan babi kuah di Solo. Biasanya babi kuah dijual di pinggir jalan oleh pedagang kaki lima pada pagi sampai siang hari. 
Babi kuah terdiri dari potongan samsam, tulang muda, saren, usus, dan paru babi kemudian disiram dengan kuah coklat. Babi kuah memiliki rasa yang khas (aku tidak bisa menggambarkannya), ringan, dan tidak amis. Bagi pecinta pedas, kamu bisa minta sambel juga disini (menurutku sambelnya menambah kenikmatan babi kuah). Kalau kamu tertarik untuk mencoba menu makanan ini, aku rekomendasikan untuk beli babi kuah di penjual babi kuah di seberang depan Pasar Gede. Pedagang babi kuah di seberang Pasar Gede buka dari jam 09.00 - habis (biasanya habis di siang hari sekitar jam 13.00). Satu porsi babi kuah harganya Rp 10.000,00. Kamu bisa bungkus untuk dimakan di rumah dengan nasi atau bisa juga makan di tempat.
Aku sarankan bagi kamu pecinta kuliner untuk memilih makan babi kuah di tempat penjualnya langsung. Kenapa?? Karena di sini kamu akan makan dengan cara dan peralatan makan yang berbeda. Tidak ada piring yang tersedia. Penggantinya adalah pincuk (daun pisang yang dibentuk menyerupai mangkuk). Memasukkan isi babi kuah ke mulut pun berbeda. Makan makanan berkuah namun menggunakan tusuk gigi. Hahahahaha I dare you!! Tapi, kalo kamu sudah coba tapi menyerah, tenang aja, penjual babi kuah yang baik hati menyediakan sendok kok...

Kamu kepedesan saat makan babi kuah? Tenang ajaa... tepat di sebelah kiri penjual babi kuah ada penjual minuman segar. Namanya Es Dawet Gempol Marsudiaini. Sesuai namanya, penjual es ini jual dua macam minuman, yaitu es dawet dan es gempol plered. Es Gempol terdiri dari gempol (berbentuk bulat bewarna putih terbuat dari tepung beras), plered (lembaran tipis bewarna coklat terbuat dari tepung ketan dan gula jawa), bubur sumsum, santan, dan gula jawa dengan potongan nangka. serta es batu.
Es gempol ini terasa sangat segar. Tapi, aku kurang suka dengan satu bagian dari minuman ini, yaitu gempol itu sendiri. Karena gempol berbahan dasar tepung beras, saat dimakan rasanya seperti kue putu namun lebih padat. Menurutku dengan tekstur dan rasa gempol seperti itu, gempol terasa kurang cocok untuk dijadikan bahan minuman. Itu menurutku aja. Pembeli es gempol lain nampak tidak mempermasalahkan rasa dan tekstur gempol. Mereka menghabiskan semuanya tanpa kecuali.
Secara keselurahan, Es dawet gempol di seberang depan Pasar Gede ini enak. Sangat cocok menjadi pendamping babi kuah pada siang hari yang terik. Bayangkan, siang hari yang panas kamu menikmati babi kuah hangat dan pedas ditemani es dawet dingin... Hmmmm enaklah pokoknya!!

Pasangan serasi



1 komentar:

  1. Maaf mbak, dalam agama saya dilarang keras memakan daging babi, karena daging babi menurut agama saya haram dan menjadi patangan yg tidak boleh dilanggar, sehingga kita saling menghargai saja, salam toleransi.

    BalasHapus